Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan Israel. Mereka mengklasifikasikan Hamas sebagai kelompok teroris karena serangan-serangan yang ditargetkan pada warga sipil dan serangan roket terhadap Israel.
Namun, tidak semua negara menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Beberapa negara seperti Turki, Rusia, dan sebagian negara Arab lainnya menganggapnya sebagai gerakan perlawanan Palestina yang sah. Hamas sendiri adalah kelompok yang memiliki dua sisi: sayap politik yang mengelola pemerintahan di Gaza, dan sayap militer yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan bersenjata.
Berikut adalah beberapa fakta utama tentang organisasi Hamas:
1. Pembentukan dan Asal-Usul: Hamas (αΈ€arakat al-MuqΔwamah al-ΚΎIslΔmiyyah) didirikan pada tahun 1987 di Gaza, Palestina, selama Intifada Pertama, sebuah gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel. Kelompok ini didirikan sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan Islamis yang berakar di Mesir.
2. Tujuan dan Ideologi: Hamas memiliki tujuan utama untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina yang berdaulat. Ideologi mereka didasarkan pada Islamisme, dan mereka ingin Palestina menjadi negara Islam. Dalam Piagam awal mereka (1988), Hamas menolak hak keberadaan negara Israel, tetapi pada tahun-tahun berikutnya, beberapa pemimpin Hamas menyatakan kesediaan untuk bernegosiasi tentang perbatasan berdasarkan garis tahun 1967.
3. Sayap Politik dan Militer: Hamas memiliki dua sayap utama:
Sayap Politik: Mengelola layanan pemerintahan di Jalur Gaza dan menjalankan tugas administratif. Hamas memenangkan pemilu Palestina pada 2006 dan mengambil alih pemerintahan Gaza pada 2007, setelah konflik dengan Fatah, saingan politiknya.
Sayap Militer (Brigade Izz ad-Din al-Qassam): Melakukan operasi bersenjata yang meliputi serangan roket, bom bunuh diri, dan serangan militer terhadap Israel.
4. Pandangan Internasional: Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan Israel mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris karena tindakan kekerasan terhadap warga sipil Israel. Namun, negara-negara lain seperti Turki, Rusia, dan sebagian besar negara Arab tidak memberikan klasifikasi tersebut, dan memandang Hamas sebagai kelompok perlawanan.
5. Krisis di Gaza: Hamas menguasai Jalur Gaza, wilayah yang sering mengalami konflik militer dengan Israel. Situasi di Gaza sangat sulit, dengan blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir, serta kekurangan pasokan dasar seperti air, listrik, dan bahan makanan. Hamas sering terlibat dalam konflik bersenjata dengan Israel, yang menyebabkan banyak korban di kedua belah pihak.
6. Pendanaan: Hamas menerima dukungan dana dari berbagai sumber, termasuk beberapa negara dan para donatur individu. Sumber utama bantuan dana diyakini berasal dari sumbangan di negara-negara seperti Qatar dan Iran, serta pendapatan dari pajak lokal di Gaza.
Hamas tetap menjadi aktor yang berpengaruh dalam politik Palestina, tetapi pandangan terhadap organisasi ini sangat beragam di berbagai negara, tergantung pada perspektif mereka terkait konflik Israel-Palestina dan penggunaan taktik kekerasan oleh Hamas.