Rusia dan China sering kali menjadi kekuatan yang siap menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB untuk melawan resolusi yang dianggap bias atau tidak sejalan dengan kepentingan mereka, termasuk dalam konteks konflik Gaza. Jika keduanya benar-benar siap memveto rencana AS terkait Gaza, berikut adalah beberapa alasan dan latar belakang yang dapat menjelaskan langkah ini:
1. Penolakan terhadap Dominasi AS
Ketidakpuasan terhadap Kebijakan AS di Timur Tengah: Rusia dan China cenderung menolak kebijakan AS yang mendukung Israel secara sepihak dalam konflik Israel-Palestina. Mereka sering mengkritik Washington karena tidak netral dalam upaya penyelesaian konflik.
Menentang Unilateralitas: Rusia dan China melihat resolusi yang diusulkan AS sering kali tidak seimbang dan lebih menguntungkan Israel, tanpa memperhatikan penderitaan rakyat Palestina di Gaza.
2. Dukungan kepada Palestina
Komitmen terhadap Palestina: Rusia dan China secara historis menunjukkan dukungan kepada Palestina dan penyelesaian dua negara (two-state solution). Mereka menyerukan agar solusi perdamaian melibatkan hak-hak Palestina, termasuk status Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan Palestina.
Krisis Gaza sebagai Masalah Kemanusiaan: Rusia dan China sering menyoroti pentingnya mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza, termasuk akses bantuan kemanusiaan yang sering diblokir oleh Israel dalam situasi konflik.
3. Kepentingan Geopolitik
Meningkatkan Pengaruh di Dunia Arab: Dengan menolak resolusi AS, Rusia dan China dapat memperkuat hubungan mereka dengan negara-negara Arab yang mayoritas mendukung perjuangan Palestina. Langkah ini membantu memperluas pengaruh geopolitik mereka di Timur Tengah.
Menyaingi Hegemoni Barat: Veto terhadap rencana AS adalah bagian dari strategi Rusia dan China untuk menantang dominasi Barat dalam isu-isu global, termasuk di Timur Tengah.
4. Kritik terhadap Kebijakan Israel
Operasi Militer Israel: Rusia dan China sering mengkritik Israel atas operasi militernya di Gaza yang menyebabkan banyak korban sipil. Resolusi yang hanya mendukung Israel tanpa tekanan pada penghentian agresi militer biasanya ditolak oleh kedua negara ini.
Blokade Gaza: Kedua negara juga menyerukan penghapusan blokade yang melumpuhkan Gaza secara ekonomi dan sosial.
5. Sikap terhadap Resolusi yang Bias
Keberatan atas Resolusi Sepihak: Jika resolusi AS dianggap terlalu berpihak kepada Israel atau tidak memberikan ruang bagi Palestina untuk diakui hak-haknya, Rusia dan China cenderung menggunakan hak veto.
Mendorong Dialog yang Inklusif: Rusia dan China biasanya menyerukan agar solusi untuk Gaza dan konflik Israel-Palestina harus disepakati melalui dialog internasional yang melibatkan semua pihak, termasuk Palestina.
6. Dukungan kepada Tatanan Dunia Multipolar
Rusia dan China menentang tatanan dunia yang terlalu didominasi AS. Dengan memveto resolusi yang dianggap mendukung agenda unilateral AS, mereka menunjukkan dukungan terhadap tatanan dunia multipolar yang lebih inklusif.
Dampak Jika Rusia dan China Menggunakan Veto
1.Kebuntuan Diplomatik di PBB:
Penggunaan veto oleh Rusia dan China akan menghentikan resolusi AS terkait Gaza, menciptakan kebuntuan di Dewan Keamanan PBB.
2.Dukungan kepada Palestina:
Tindakan ini akan memperkuat posisi diplomatik Palestina, yang sering kali merasa terpinggirkan di forum internasional.
3.Meningkatkan Ketegangan Global:
Ketegangan antara Barat dan blok Rusia-China dapat meningkat, terutama karena isu Gaza sering kali menjadi simbol konflik yang lebih luas antara negara-negara besar.
Kesimpulan
Rusia dan China kemungkinan akan memveto rencana AS di PBB terkait Gaza jika mereka melihat resolusi tersebut tidak seimbang atau mendukung Israel secara sepihak. Langkah ini mencerminkan komitmen mereka terhadap Palestina, penolakan terhadap dominasi AS, dan upaya untuk meningkatkan pengaruh mereka di Timur Tengah. Veto ini juga merupakan bagian dari strategi geopolitik yang lebih luas untuk menantang tatanan dunia yang terlalu didominasi oleh Barat.