Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), telah menyatakan beberapa kali tentang posisi Arab Saudi terkait Palestina, meskipun sikapnya cenderung lebih pragmatis dan realistis dalam menghadapi situasi geopolitik yang terus berkembang.
1. Dukungan terhadap Palestina
MBS secara umum tetap menyatakan dukungan terhadap Palestina dan hak-hak rakyat Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. Dalam beberapa pernyataan publik, dia menegaskan bahwa solusi dua negara adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Arab Saudi, sebagai pemimpin di dunia Arab dan Islam, terus mendukung Palestina dalam forum-forum internasional, seperti PBB dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
2. Pendekatan Realistis
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sikap MBS terhadap Palestina semakin lebih pragmatis. Dalam wawancara dengan media internasional, dia menyatakan bahwa Arab Saudi lebih fokus pada stabilitas kawasan dan hubungan dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat. MBS juga mengisyaratkan bahwa jika Israel dapat berkomitmen pada perdamaian yang adil dengan Palestina, Arab Saudi akan siap untuk meningkatkan hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran dalam kebijakan luar negeri Saudi, yang dulu sangat konservatif terhadap Israel, tetapi kini lebih mengedepankan kestabilan kawasan.
3. Inisiatif Perdamaian
Arab Saudi juga tetap memperjuangkan Inisiatif Perdamaian Arab (Arab Peace Initiative) yang diluncurkan pada 2002 oleh Raja Abdullah (saat itu), yang menawarkan normalisasi hubungan dengan Israel jika Israel menarik diri dari wilayah yang diduduki dan mengakui negara Palestina yang merdeka. MBS sering kali mengingatkan bahwa ini adalah jalan perdamaian yang dapat diterima oleh dunia Arab.
4. Isu Normalisasi dengan Israel
MBS dikenal lebih terbuka terhadap kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel, mirip dengan negara-negara Teluk seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang telah menandatangani Perjanjian Abraham pada 2020. Meskipun Arab Saudi belum secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, MBS mengakui bahwa mendekati Israel bisa menjadi langkah penting untuk keamanan dan ekonomi kawasan, terutama dengan adanya ancaman bersama dari Iran.
5. Tantangan dari Sentimen Publik
Namun, MBS juga sadar bahwa sentimen publik di Arab Saudi dan dunia Arab masih sangat mendukung Palestina, dan setiap langkah menuju normalisasi hubungan dengan Israel akan mendapatkan resistansi besar dari masyarakat. Oleh karena itu, MBS sangat hati-hati dalam mengelola keseimbangan antara pragmatisme politik dan kebutuhan untuk menjaga legitimasi domestik serta solidaritas Arab dan Muslim terhadap Palestina.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman tetap mendukung hak-hak Palestina dan solusi dua negara, namun dia juga semakin menekankan pentingnya stabilitas kawasan dan hubungan pragmatis dengan Israel. Kebijakan ini mencerminkan perubahan yang lebih fleksibel dalam politik luar negeri Arab Saudi, yang mengutamakan keseimbangan antara prinsip-prinsip lama dan realitas geopolitik yang baru.